Friday, August 2, 2019

'Aku Bukan Monyet' Untuk Sepak Bola Eropa | Republika Online Sepak Bola Eropa

'Aku Bukan Monyet' untuk Sepak Bola Eropa | Republika Online

Allow, selamat siang, artikel ini akan membawa pembahasan mengenai sepak bola eropa 'Aku Bukan Monyet' untuk Sepak Bola Eropa | Republika Online simak selengkapnya 

'Aku Bukan Monyet' untuk Sepak Bola Eropa | Republika Online

Tindakan rasialis di dataran Eropa masih banyak berjalan sepanjang warsa 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Ejekan berbau rasialis sulit lepas dari sepak bola Eropa. Rentetan kasus terus terjadi. Tontonan menarik sepak bola Benua Biru kerap tercoreng ulah oknum pendukung yang masih mencerca identitas berbau suku, agama, dengan ras.

'Aku Bukan Monyet' untuk Sepak Bola Eropa | Republika Online

Untuk kasus warsa ini, membelokkan mutakhir berjalan di Liga Italia saat antuk boxing day yang mempertemukan Inter Milan dengan SSC Napoli pekan kemarin. Bek tengah Napoli, Koulidou Koulibaly menjadi bahan ejekan pendukung tuan rumah.

Laga itu berjalan di Stadion Giuseppe Meazza, Kota Milan pada Kamis (27/12) dini hari WIB. Saat antuk memasuki menit 79, Koulibaly memenangkan perebutan bola dengan gelandang I Nerazzurri Matteo Politano. Wasit Paolo Silvio Mazzoleni yang memimpin pertandigan mengangap Koulibaly melakukan pelanggaran dengan memberinya kartu kuning kedua. Artinya bek asal Senegal itu harus keluar dari dataran festival lebih awal. Saat itulah ada oknum pendukung yang meneriaki Koulibaly dengan mengikuti suara monyet.

Koulibaly memang tampil sangat baik pada antuk tersebut. Berkali-kali Pemain berusia 27 warsa tersebut berhasil mengagalkan sejumlah peluang tuan rumah. Koulibaly juga kerap memenangkan duel berlari atau bola-bola udara dari anggota Inter.

Usai diteriaki seperti binatang sirkus, Koulibaly sempat mengadu kepada wasit. Namun nihil. Pemain yang lahir di Prancis ini juga keluar dataran dengan mengasah wajah kecewa.

Beberapa anggota Inter dengan Napoli berusaha mendamaikan Koulibaly sebelum ia meninggalkan arena pertandingan. Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) tak menunggung lama lagi untuk mengambil tindakan tegas untuk memberikan sanksi. FIGC melarang pendukung Inter menyaksikan langsung festival di stadion selama duet laga.

Dukungan luas juga mengalir untuk Koulibaly. "FIFPro dengan FIFA mengutuk rasis yang ditujukan kepada Koulibaly. Kedua badan sangat prihatin. Aksi rasis tidak dapat diterima karena telah melanggar protokol anti-rasis," tulis FIFA dikutip dari Football Italia, Ahad (30/12).

Sesama anggota sepak bola juga ramai-ramai memberikan bantuan kepada Koulibaly. Cristiano Ronaldo (Juventus), Mauro Icardi (Inter), dengan sejumlah mahabintang sepak bola Eropa lainnya turut mengutuk penghinaan kepada Koulibaly.

"Sepak bola adalah belajar atas respek. Bukan untuk menyerang etnis dengan mendiskriminasi," tulus Ronaldo melalui akun instagramnya jumlah saat usai pertadingan boxing day Serie A.

Masih pada bulan yang sama, duet anggota Liga Primer Inggris Pierre-Emerick Aubameyang dengan Raheem Sterling juga jadi bulan-bulanan teriakan rasisalis. Sterling mendapatkan ejekan dari penggemar Chelsea ketika Manchester City tandang ke Stamford Bridge pada Ahad (9/12) lalu.

Ketika itu Sterling diteriaki pendukung the Blues saat hendak memungut bola dari luar lapangan. Manajemen Chelsea juga menghukum catur oknum yang terlibat dengan melarang mendatangi Stamford Bridge untuk menyaksikan festival Chelsea. Tim asal Kota London dapat menindak aksi buruk suporternya itu karena kasus terpantau akibat mata kamera.

Sepekan sebelumnya, masih di London, Aubameyang mendapatkan lemparan pisang yang juga bermakna ejekan monyet saat membela Arsenal melawan Tottenham Hotspur. Pelaku pelemparan diketahui bernama Averof Pantelli. Fans Spurs itu dijatuhi hukuman catur warsa dilarang menyaksikan sepak bola di stadion dengan dekenai denda 500 poundsterling.

Aksi rasialis memang masih kerap berjalan di Eropa sepanjang warsa ini. Hal itu yang membuat striker Gli Azzurri Mario Balotelli begitu geram dengan ragam hinaan atas warna kulitnya.

Sebelum kasus Koulibaly di Kota Mode, Balotelli mengungkapkan kepada media atas keterlibatannya pada penggarapan bioskop dokumenter yang mengangkat tema atas rasialisme di sepak bola. Judul bioskop dokumenter yang akan dibintangi Super Mario ialah Aku Bukan Monyet. Sama dengan Koulibaly, ejekan rasis yang kerap diterima anggota 28 warsa itu ialah teriakan monyet.

"Aku tidak melawan monyet. 100 persen saya ingin beri tahu semua orang bahwa monyet lebih cerdas dari pada mereka yang gemar berbuat rasialis," ujar Balotelli kepada Canal +.

Selain Balotelli, bioskop ini juga akan dibintangi Samuel Eto'o dengan Patrick Vieira. Film ini digarap akibat rumah pembuatan Marc Sauviurel dengan mantan anggota timnas Prancis Olivier Dacourt. Film 'Aku Bukan Monyet' akan tayang di Canal + pada 6 Januari warsa depan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Persepektif Republika.co.id, Klik di Sini

Sekian pembahasan mengenai 'Aku Bukan Monyet' untuk Sepak Bola Eropa | Republika Online semoga tulisan ini bermanfaat terima kasih

tulisan ini diposting pada label sepak bola eropa, jadwal sepak bola eropa, pemain sepakbola eropa beragama islam, , tanggal 03-08-2019, di kutip dari https://www.republika.co.id/berita/sepakbola/freekick/18/12/31/pkkz36456-aku-bukan-monyet-untuk-sepak-bola-eropa

No comments:

Post a Comment